Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
4.1 Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan
keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku
pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang
mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan
menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai
dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).
4.2 Penentuan Alternatif Pilihan
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan
dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat
muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang
konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana,
harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik
seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa
criteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha
harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun
jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga
merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat.
Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk.
Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada
merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko
kesalahan dalam pembelian.
3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting
dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik
dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan
Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda
pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda.
Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga
adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut
yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi
disebut sebagai atribut determinan.
PEMBAHASAN
Contoh kasus :
Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut
pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali
kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut, terungkap melalui
jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki
konsumen. Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi
penjualan. Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu
pasar untuk menyerap barang produksi. Perkiraan tersebut bisa dinyatakan
dalam bentuk fisik atau dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk
persentase. Analisi pasar perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu
memperkirakan atau memprediksi pangsa pasar di masa akan datang dengan
melihat besar persentase loyalitas pelanggan untuk tetap setia atau
beralih ke
suatu merek selama kurun waktu satu tahun.
Kartu pra bayar GSM adalah suatu kartu telepon GSM yang pembayarannya
dilakukan pada awal pembayaran sebelum digunakan, sedangkan yang
dimaksud dengan kartu pasca bayar GSM adalah kartu telepon GSM yang
pembayarannya dilakukan diakhir atau setelah penggunaan telepon.
Biasanya jenis kartu pasca bayar ini tidak sering digunakan karena
tergolong lebih rumit baik dari segi pembayaran dan peregistrasiannya,
cara pembayaran kartu ini sama halnya dengan rekening listrik,
penggunaan kartu kredit dan rekening telepon rumah.
Oleh karena itu, banyak konsumen yang menggunakan jenis kartu pra
bayar GSM dibandingkan dengan kartu pasca bayar. Khususnya studi kasus
dalam penelitian ini yaitu pada mahasiswa UNDIP Semarang. Kalangan
mahasiswa lebih banyak menggunakan kartu pra bayar dikarenakan kartu pra
bayar lebih mudah dalam pembayaran dan besar nilai nominal dalam isi
ulang kartu pra bayar ini dapat disesuaikan dengan keuangan mahasiswa.
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin dinamis, yang
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan dalam dunia bisnis dan
tingkat persaingan yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyak
konsumsi produk yang ditawarkan di pasar guna memenuhi kebutuhan
konsumen. Persaingan bisnis yang ketat salah satunya ditunjukkan dengan
semakin beraneka ragamnya jenis produk dan fitur-fitur yang diberikan
atau ditawarkan, karena dengan semakin banyaknya varian merek produk
sejenis beserta fitur-fiturnya yang saling beradu kelebihan memikat
konsumen, maka akan semakin besar kemungkinan dari keinginan konsumen
untuk beralih ke pemilihan merek lainnya (brand switching) atau tetap
setia pada produk yang disukainya.. Selama kurun waktu setahun, konsumen
memungkinkan untuk melakukan perpindahan merek kartu pra bayar GSM
lebih dari satu kali. Akan tetapi, perpindahan merek ini dihitung dari
pertama kali konsumen menggunakan merek tertentu sampai dengan terakhir
kali konsumen menggunakan merek tertentu.
Persaingan ketat pada bisnis Kartu Prabayar GSM dari berbagai
Operator Telepon Seluler menuntut strategi perubahan dan perbaikan
secara lebih baik dalam menghasilkan produk atau layanan yang
berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Operator
telepon seluler perlu mengetahui perpindahan merek untuk masing-masing
periodenya dan menganalisis atribut-atribut produk dan layanan yang
menjadi peringkat preferensi konsumen dalam memilih dan membeli suatu
produk atau layanan. Penelitian ini memanfaatkan analisis merek dengan
metode rantai markov.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tetap loyalnya atau berpindahnya
konsumen dapat diketahui dari peringkat preferensi konsumen terhadap
atribut atau layanan yang paling dipertimbangkan. Dari hasil penelitian
bahwasanya harga kartu perdana/voucher isi ulang merupakan faktor yang
paling berpengaruh bagi konsumen untuk tetap loyal karena harga kartu
perdana / voucher isi ulang menduduki peringkat pertama. Banyak konsumen
yang berpindah merek ke kartu pra bayar IM3, ini ditunjukkan oleh
tingginya angka probabilitas transisi, konsumen dari merek kartu pra
bayar IM3 juga memiliki loyalitas paling tinggi, kemudian diikuti merek
kartu pra bayar Simpati, Mentari, AS, XL, Three dan Axis. Kondisi steady
state terjadi pada periode ke-29, sehingga didapatkan kemungkinan
probabilitas pasar yang akan datang untuk kartu pra bayar Simpati
sebesar 4,43%; AS sebesar 3,87%; IM3 sebesar 76,25%; Mentari sebesar
0,18%; XL sebesar 1,33%; Three sebesar 4,83% dan Axis sebesar 9,11%.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Sebaiknya disarankan sebelum memilih menggunakan salah satu merek
Operator Telepon Seluler harus diperiksa terlebih dahulu kualitas produk
atau layanan yang dihasilkan masing-masing merek Operator Telepon
Seluler apakah sesuai dengan kebutuhan kita.
BAB V
PENDAHULUAN
Pembelian
5.1 Proses Keputusan Membeli
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri
kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku
konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan
pembelian.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
1. Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi.
Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan
itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
4. Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan
membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan
konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
5. Evaluasi Pasca Pembalian
Merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir
pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk
tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai
dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan
harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek
produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak
puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini
akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
5.2 Memilih Alternatif Terbaik
Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih
salah satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat
dilakukan berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan.
Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak
tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.
5.3 Memilih Sumber-sumber Pembelian
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau
eksternal, pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa
kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan
kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan
membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus
tentang gambaran produk yang diinginkan.Pencarian informasi internal
tentang sumber – sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi
perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari komunikasi
perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari pelopor
opini, sedangkan informasi eksternal berasal dari media masa dan sumber
informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
• Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
• Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
• Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen.
• Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
PEMBAHASAN
Contoh kasus:
Penulis menganalisis seorang konsumen yang berprofesi sebagai
mahasiswa dalam menentukan pembelian laptop sebagai penunjang kegiatan
perkuliahannya. David (19) membutuhkan sebuah laptop untuk membantu
kinerjanya dalam mengerjakan tugas – tugas perkuliahan.
Sesuai kebutuhan dan keinginannya David harus melakukan pembelian
pada produk laptop karena laptop terdiri dari berbagai pilihan merk dan
kualitas maka konsumen harus memikirkan laptop dengan merk dan kulitas
apa yang diinginkan supaya produk yang di beli itu memuaskan dan
penggunaanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Harga juga
berpengaruh karena David berasal dari keluarga yang sederhana. Jadi, hal
utama yang dilakukan David adalah mencari informasi harga laptop yang
murah namun memiliki kualitas yang bagus juga. Teknologi yang sudah
semakin canggih bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi mengenai
sebuah produk yang kita inginkan yaitu melalui internet, bisa juga
melalui media cetak dan media elektronik lainnya. Informasi mengenai
suatu produk juga bisa didapatkan melalui pengalaman orang-orang di
sekitar.
Mengapa David lebih memilih Laptop dibandingkan PC? Karena laptop
mudah di bawa kemana-mana dan praktis. Keunggulan laptop yang diinginkan
David adalah yang mendukung Windows 7 , Microsoft Office 2007 , baterai
tahan lama , Wifi , memory cukup besar , ukuran 10 inchi dan harganya
terjangkau. Dan David memiliki dua pilihan alternatifnya yaitu Acer
AspireOne D260 dengan HP Mini 100 .
Dan David pun akhirnya memilih HP mini karena harganya lebih murah dan
kualitasnya tidak kalah dengan Acer yang harganya lebih mahal. David
membeli dengan tunai hasil tabungan dia dan tambahan dari orang tua.
David ternyata telah menjalankan sebuah proses pembelian produk dalam
pencarian barang yang menjadi keinginannya.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Sebaiknya disaranakan dalam melakukan pembelian sesuatu produk
hendaknya tidak dikarenakan harganya tetapi berdasarkan kualitas yang
diberikan produk tersebut. Dan juga cari tahu dulu keunggulan dan
kelemahan dari masing-masing produk tersebut.
BAB VI
PENDAHULUAN
Sumber Daya Konsumen & Pengetahuan
6.1 Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi
pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu
sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam
(natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia
yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai
modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap
sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam
lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau
gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan
manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
6.2 Sumber Daya Sementara
a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh:
Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan
pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu
leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food .
6.3 Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih
tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara
mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.
6.4 Kandungan Pengetahuan
Kajian MyKe mendefinisikan kandungan pengetahuan sebagai: “jumlah
keupayaan sumber tenaga manusia, asset dan pengamalan kepimpinan, modal
teknologi dan maklumat, hubungan kerjasama, harta intelek, stok maklumat
serta kebolehan untuk berkongsi pembelajaran dan penggunaan, yang boleh
digunakan untuk menjana kekayaan dan meningkatkan daya saing ekonomi”.
6.5 Organisasi Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang
dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan
tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait
dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
(1) Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
(2) Pengetahuan tentang manfaat produk
(3) Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk
6.6 Mengukur Pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam mengukur kemampuan pengetahuan adalah
menilai secara langsung isi ingatan. Beberapa indikator pengukur
pengetahuan, antara lain:
1. Pengetahuan Objektif (Objective Knowledge)
Pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
2. Pengetahuan Subjektif (Subjective Knowledge)
Dipengaruhi oleh kepercayaan diri seseorang, yaitu bahwa orang yang
percaya diri mungkin melaporkan secara berlebihan tingkat pengetahuan
mereka (Engel, Blackwell, & Miniard, 1994, p. 331-332).
PEMBAHASAN
Contoh kasus:
Sepanjang tahun 1994/1995 dilaporkan sejumlah 26 kasus keracunan
makanan yang menyebabkan 1.552 orang menderita dan 25 orang meninggal,
sedangkan tahun 1995/1996 dilaporkan sebanyak 30 kasus dengan 92 orang
menderita dan 13 orang meninggal. Dari kasus tersebut hanya 2 – 5 kasus
yang telah diidentifikasi dengan jelas penyebabnya. Diperkirakan jumlah
kasus yang dilaporkan ini masih sangat rendah dibandingkan keadaan
sebenarnya yang terjadi. WHO (1998) memperkirakan perbandingan antara
kasus keracunan makanan yang dilaporkan dan yang sebenarnya terjadi
adalah 1: 10 untuk negara maju dan 1 : 25 untuk negara yang sedang
berkembang.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian konsumen tentang keamanan
pangan tercermin dari sedikitnya konsumen yang menuntut produsen untuk
menghasilkan produk pangan yang aman dan bermutu serta klaim konsumen
jika produk pangan yang dibeli tidak sesuai informasi yang tercantum
pada label maupun iklan. Pengetahuan dan kepedulian konsumen yang tinggi
akan sangat mendukung usaha peningkatan pendidikan keamanan pangan bagi
para produsen pangan.
Sumber:
www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8567/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar