Minggu, 10 November 2013

tips membangun tim yang efektif

Dalam lingkungan yang berorientasi pada tim, Anda memberikan sumbangan terhadap keseluruhan kesuksesan organisasi. Anda bekerja dengan anggota lain dalam organisasi untuk mencapai hasil ini. Meskipun Anda memiliki fungsi kerja yang spesifik dan Anda bagian dari departemen yang spesifik, Anda dipersatukan dengan anggota organisasi yang berbada untuk mencapai keseluruhan sasaran. Gambaran yang lebih besar akan mengarahkan Anda pada tindakan; fungsi Anda ada untuk menjalankan gambaran yang lebih besar.
Anda harus membedakan team work ini dari tugas pengembangan keutuhan tim yang efektif yang dibentuk untuk menyelesaikan tujuan tertentu. Orang akan bingung dengan dua sasaran team building. Inilah mengapa banyak seminar team building, pertemuan dan aktivitas yang dianggap gagal oleh pesertanya. Pemimpin gagal untuk menetapkan tim yang ingin mereka bentuk. Mengembangkan sense team work berbeda dari membangun team work yang efektif dan fokus saat Anda mempertimbangkan pendekatan team building.
12 C dalam Team Building
Eksekutif, manajer, dan staff organisasi berupaya mencari cara untuk meningkatkan bisnis dan profitnya. Banyak yang melihat struktur organisasi berbasis tim, horizontal adalah desain terbaik dalam melibatkan seluruh karyawan untuk menciptakan keberhasilan bisnis.
Terlepas bagaimana Anda menamakan upaya peningkatan yang berbasis pada tim: peningkatan berkelanjutan, total quality, atau lean manufacturing, Anda berupaya keras untuk meningkatkan hasil bagi konsumen. Namun, hanya sedikit organisasi yang puas dengan hasil upaya peningkatan timnya. Jika upaya peningkatan tim tidak seperti yang Anda harapkan, checklist diagnosa diri berikut akan menjelaskan alasannya. Team building yang sukses, menciptakan tim kerja yang efektif, fokus memerlukan perhatian dalam hal berikut:
1. Clear Expectation – Ekspekstasi yang jelas : sudahkah pemimpin eksekutif mengkomunikasikan harapan untuk kinerja tim dan hasil yang diinginkan dengan jelas? Apakah anggota tim memahami mengapa dibentuk tim? Apakah organisasi menunjukkan tujuan yang konstan dalam mendukung tim dengan sumber manusia, waktu dan uang? Apakah pekerjaan tim menerima penekanan yang memadai seperti sebuah prioritas dalam hal waktu, diskusi, perhatian dan minat yang diarahkan seperti cara yang ditunjukan oleh pemimpin eksekutif?
2. Context – Konteks: Apakah anggota tim memahami mengapa mereka berpartisipasi dalam tim? Apakah mereka memahami bagaimana strategi dalam tim akan membantu organisasi mencapai tujuan bisnis seperti yang dikomunikasikan? Bisakah anggota tim menentukan pentingnya pencapaian tujuan korporat? Apakah tim memahami dimana pekerjaan yang sesuai dalam konteks keseluruhan dari tujuan, prinisip, visi dan nilai organisasi?
3. Commitment-komitmen: Apakah anggota tim ingin berpartisipasi dalam tim? Apakah anggota tim mereasa misi tim adalah hal penting? Apakah anggota memiliki komitmen untuk menyelesaikan misi tim dan hasil yang diharapkan? Apakah anggota tim menganggap jasa mereka sama berharganya seperti organisasi dan karir mereka sendiri? Apakah anggota tim mengantisipasi pengakuan atas kontribusi mereka? Apakah anggota tim berharap ketrampilan mereka akan tumbuh dan berkembang dalam tim? Apakah anggota tim senang dan tertantang dengan peluang tim ?
4. Competence- kompetensi: Apakah tim merasa bahwa memiliki orang yang tepat untuk berpartisipasi? (Misalnya, dalam proses peningkatan, apakah masing-masing langkah dalam proses disampaikan dalam tim?) Apakah tim merasa bahwa anggotanya memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kapasitas untuk menangani isu dimana tim dibentuk? Jika tidak, apakah tim memiliki akses mendapatkan bantuan yang dibutuhkan? Apakah tim merasa memiliki sumber, strategi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan misinya ?
5. Charter- Hak: sudahkan tim mengambil area tanggungjawab yang diberikan dan menyusun misi, visi dan strateginya untuk menyelesaikan misi?. Sudahkah tim menentukan dan megkomunikasikan sasarannya; antisipasi hasil dan kontribusinya; batas waktunya;dan bagaimana akan mengukur baik hasil kerja dengan proses yang diikuti tim dalam menyelesaikan tugasnya? Apakah kepemimpinan tim atau koordinasi kelompok lain mendukung apa yang sudah didesain oleh tim?
6. Control – Kontrol: Apakah tim memiliki kebebasan dan pemberian wewenang yang cukup untuk merasa memiliki dalam menyelesaikan tugasnya? Pada saat yang bersamaan, apakah anggota tim memahami batasan-batasan dengan jelas? Seberapa jauh anggota boleh memberikan solusi? Apakah batasan (msl. sumber dana dan waktu) ditetapkan diawal proyek sebelum tim mengatahui hambatan dan mengerjakan ulang?
7. Collaboration – Kolaborasi: Apakah tim memahami proses tim dan grup? Apakah anggota memahami tahapan pengembangan kelompok? Apakah anggota tim bekerja secara efektif antar perseonal? Apakah anggota tim memahami peran dan tanggungjawabnya sebagai anggota tim? pemimpin tim? Bisakah pendekatan peyelesaian masalah, proses peningkatan, menentukan tujuan dan pengukuran dilakukan bersama? Apalah anggota tim bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan kelompok? Sudahkah tim menentukan norma-norma atau aturan perilaku dalam area seperti resolusi konflik, konsensus pembuatan keputusan dan rapat manajemen? Apakah tim menggunakan strategi yang memadai untuk menyelesaikan rencana tindakan?
8. Communication- komunikasi: Apakah anggota tim jelas dengan prioritas kerja mereka? Adakah metode yang ditetapkan bagi tim untuk memberikan feedback dan menerima feedbak kinerja yang jujur? Apakah organisasi memberikan informasi bisnis secara teratur? Apakah tim memahami konteks keberadaan mereka secara keseluruhan? Apakah anggota tim berkomunikasi secara jelas dan jujur satu dengan yang lain? Apakah tim membawa opini yang berbeda-beda ? Apakah konflik muncul dan bisa diselesaikan?
9. Creative Innovation-inovasi kreatif: Apakah organisasi tertarik dengan perubahan? Apakah organisasi menghargai pemikiran kreatif, solusi unik, dan ide baru? Apakah organisasi memberikan penghargaan pada mereka yang telah mengambil resiko untuk membuat peningkatan? Apakah organisasi memberikan pelatihan, pendidikan, akses buku dan film dan kunjungan lapangan untuk menstimulasi pemikian baru ?
10. Consequences- konsekwensi: Apakah anggota tim merasa bertanggung jawab atas pencapaian tim? Apakah penghargaan dan pengakuan diberikan saat tim berhasil? Apakah anggota tim menghabiskan waktunya saling menunjuk daripada menyelesaikan masalah? Apakah organisasi mendesain sistem penghargaan baik untuk tim dan individu?
11. Coordination- koordinasi: Apakah tim dikoordinasi oleh kepemimpinan tim terpusat yang mendampingi mereka untuk mencapai apa yang dibutuhkan agarsukses ? Sudahkah prioritas dan alokasi sumber direncanakan dilintas departemen? Apakah tim memahami konsep internal customer – proses selanjutnya, siapapun yang mereka berikan produk atau jasanya? Apakah tim lintas fungsi dan multi departemen bekerja sama dengan efektif? Apakah organisasi mengembangkan proses fokus pada pelanggan, fokus orientasi dan meninggalkan pemikiran tradisional?
12. Cultural Change-perubahan budaya: Apakah organisasi mengkaui basis tim, kolaborasi, pemberian wewenang, memungkinkan budaya organisasi dimasa depan akan berbeda dari yang tradisional? Apakah organisasi sedang merencanakan atau dalam proses merubah bagaimana memberikan reward, pengakuan, appraisal, rekruitmen, pengembangan, perencanaan, motivasi dan mengelola orang yang dipekerjakan?
Luangkan waktu dan perhatian pada kedua belas tips untuk memastikan kontribusi tim kerja yang efektif untuk keberhasilan bisnis Anda. Bisakah kehidupan kerja Anda jauh lebih baik daripada ini ?

pembelian

Pembelian adalah serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali.
Menurut Riyanto, Bambang (Dasar-dasar Pembelian : 1995) pembelian merupakan system aplikasi siklus pengeluaran yang umum. System aplikasi pembelian mencakup prosedurprosedur pemilihan pemasok, permintaan, pembelian, penerimaan, dan pembayaran kepada pemasok. Model system aplikasi pembelian mencakup pemisahan fungsi-fungsi berikut ini: permintaan, pembelian, penerimaan, gudang, hutang dagang, dan buku besar. Prosedur pemilihan pemasok yang memadai merupakan faktor penting dalam keterpaduan seluruh system aplikasi pembelian.

Tahapan-tahapan prosedur pembelian menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
1.      Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat penerimaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung dipakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
2.      Prosedur permintaan penawaran harga pemilihan pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditujukan sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3.      Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang dan fungsi pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4.      Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan barang dari pemasok tersebut.
5.      Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
6.      Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.


Pentingnya fungsi pembelian

Management audit bisa digunakan untuk mengevaluasi organisasi secara keseluruhan ataupun fungsi tertentu dalam organisasi, untuk menentukan apakah perusahaan sudah memperoleh efisiensi biaya yang maksimum dari yang telah dilaksanakan oleh fungsi tersebut selama ini. Penelitian ini menjadikan fungsi pembelian sebagai sasaran audit.

Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku cadang yang diperlukan perusahaan.

Pandangan ini menurut Siagian (2001:192) mudah dipahami karena dalam proses produksi perusahaan memerlukan bahan baku. Tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri bahan baku yang diperlukan untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada satupun bentuk atau jenis perusahaan yang tidak terlibat dengan fungsi pembelian. Pengalaman banyak perusahaan bahwa biaya untuk menghasilkan suatu produk mungkin mencapai sekitar lima puluh persen dari harga jual produk, menjadikan fungsi pembelian sebagai sumber pemborosan apabila tidak diselenggarakan dengan baik dan sumber penghematan yang akan memperbesar laba perusahaan apabila dilakukan dengan teliti dan cermat.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembelian merupakan area yang penting yang dikemukakan Brown dkk. (2001:131), yaitu:
1.         Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.
2.          Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%.
3.         Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen.

Tugas dan tanggung jawab fungsi pembelian

Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan kualitas yang tepat. Assauri (1998:162) menjabarkan tanggung jawab bagian pembelian sebagai berikut:
1.         Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
2.         Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat meguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
3.         Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau meningkatkan perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.
4.         Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data-data dan perkembangan pasar, perbedaaan sumber-sumber penawaran (supply) dan memeriksa pabrik suplier untuk mengetahui kapasitas dan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
5.         Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan.

Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian dalam memenuhi tanggung jawab tersebut diatas antara lain:
1.   Melakukan pembelian bahan-bahan secara bersaing atas dasar nilai yang ditentukan tidak hanya pada harga yang tepat tetapi juga pada waktu yang tepat, serta jumlah dan mutu yang tepat pula.
2.   Membantu pemilihan bahan-bahan dengan melakukan penyelidikan.
3.    Melaksanakan usaha-usaha pencarian paling sedikit dua sumber suplai.
4.   Mempengaruhi tingkat persediaan terendah.
5.   Menjaga hubungan baik dengan suplier.
6.    Melakukan kerjasama dan koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan.
7.   Meneliti keadaan perdagangan pasar.
8.   Membeli seluruh bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan tepat waktu sehingga tidak menganggu rencana produksi dari perusahaan tersebut.

Galloway dkk. (2000:305) mendefinisikan tujuan dan tanggung jawab departemen pembelian adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.   Memilih, mengevaluasi dan mengembangkan sumber-sumber untuk bahan dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2.   Memelihara dan membangun relasi dengan suplier yang berkenaan dengan kualitas, pengiriman, pembayaran dan pengembalian.
3.   Mencari bahan dan produk baru, serta sumber-sumber baru untuk memperoleh bahan dan produk yang lebih baik yang mungkin bisa digunakan oleh perusahaan di masa yang akan datang.
4.   Melakukan negosiasi dan memperoleh bahan baku, peralatan, barang dan jasa pada harga yang mencerminkan the best value for money.
5.   Ikut berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas untuk reduksi biaya.
6.   Memelihara sistem komunikasi yang efektif dan melakukan konsultasi secara rutin dengan fungsi-fungsi internal.
7.   Selalu memberikan informasi mengenai biaya pembelian dan berbagai perubahan yang mungkin bisa mempengaruhi laba perusahaan dan perkembangan dimasa mendatang kepada manajemen puncak.



Sumber : http://arie-dwiputra.blogspot.com/2012/10/pembelian.html

evaluasi alternatif sebelum pembelian

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
4.1 Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).
4.2 Penentuan Alternatif Pilihan
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
PEMBAHASAN
Contoh kasus :
Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut, terungkap melalui jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki konsumen. Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi penjualan. Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap barang produksi. Perkiraan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk fisik atau dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk persentase. Analisi pasar perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu memperkirakan atau memprediksi pangsa pasar di masa akan datang dengan melihat besar persentase loyalitas pelanggan untuk tetap setia atau beralih ke
suatu merek selama kurun waktu satu tahun.
Kartu pra bayar GSM adalah suatu kartu telepon GSM yang pembayarannya dilakukan pada awal pembayaran sebelum digunakan, sedangkan yang dimaksud dengan kartu pasca bayar GSM adalah kartu telepon GSM yang pembayarannya dilakukan diakhir atau setelah penggunaan telepon. Biasanya jenis kartu pasca bayar ini tidak sering digunakan karena tergolong lebih rumit baik dari segi pembayaran dan peregistrasiannya, cara pembayaran kartu ini sama halnya dengan rekening listrik, penggunaan kartu kredit dan rekening telepon rumah.
Oleh karena itu, banyak konsumen yang menggunakan jenis kartu pra bayar GSM dibandingkan dengan kartu pasca bayar. Khususnya studi kasus dalam penelitian ini yaitu pada mahasiswa UNDIP Semarang. Kalangan mahasiswa lebih banyak menggunakan kartu pra bayar dikarenakan kartu pra bayar lebih mudah dalam pembayaran dan besar nilai nominal dalam isi ulang kartu pra bayar ini dapat disesuaikan dengan keuangan mahasiswa.
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin dinamis, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan dalam dunia bisnis dan tingkat persaingan yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyak konsumsi produk yang ditawarkan di pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen. Persaingan bisnis yang ketat salah satunya ditunjukkan dengan semakin beraneka ragamnya jenis produk dan fitur-fitur yang diberikan atau ditawarkan, karena dengan semakin banyaknya varian merek produk sejenis beserta fitur-fiturnya yang saling beradu kelebihan memikat konsumen, maka akan semakin besar kemungkinan dari keinginan konsumen untuk beralih ke pemilihan merek lainnya (brand switching) atau tetap setia pada produk yang disukainya.. Selama kurun waktu setahun, konsumen memungkinkan untuk melakukan perpindahan merek kartu pra bayar GSM lebih dari satu kali. Akan tetapi, perpindahan merek ini dihitung dari pertama kali konsumen menggunakan merek tertentu sampai dengan terakhir kali konsumen menggunakan merek tertentu.
Persaingan ketat pada bisnis Kartu Prabayar GSM dari berbagai Operator Telepon Seluler menuntut strategi perubahan dan perbaikan secara lebih baik dalam menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Operator telepon seluler perlu mengetahui perpindahan merek untuk masing-masing periodenya dan menganalisis atribut-atribut produk dan layanan yang menjadi peringkat preferensi konsumen dalam memilih dan membeli suatu produk atau layanan. Penelitian ini memanfaatkan analisis merek dengan metode rantai markov.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tetap loyalnya atau berpindahnya konsumen dapat diketahui dari peringkat preferensi konsumen terhadap atribut atau layanan yang paling dipertimbangkan. Dari hasil penelitian bahwasanya harga kartu perdana/voucher isi ulang merupakan faktor yang paling berpengaruh bagi konsumen untuk tetap loyal karena harga kartu perdana / voucher isi ulang menduduki peringkat pertama. Banyak konsumen yang berpindah merek ke kartu pra bayar IM3, ini ditunjukkan oleh tingginya angka probabilitas transisi, konsumen dari merek kartu pra bayar IM3 juga memiliki loyalitas paling tinggi, kemudian diikuti merek kartu pra bayar Simpati, Mentari, AS, XL, Three dan Axis. Kondisi steady state terjadi pada periode ke-29, sehingga didapatkan kemungkinan probabilitas pasar yang akan datang untuk kartu pra bayar Simpati sebesar 4,43%; AS sebesar 3,87%; IM3 sebesar 76,25%; Mentari sebesar 0,18%; XL sebesar 1,33%; Three sebesar 4,83% dan Axis sebesar 9,11%.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Sebaiknya disarankan sebelum memilih menggunakan salah satu merek Operator Telepon Seluler harus diperiksa terlebih dahulu kualitas produk atau layanan yang dihasilkan masing-masing merek Operator Telepon Seluler apakah sesuai dengan kebutuhan kita.
BAB V
PENDAHULUAN
Pembelian
5.1 Proses Keputusan Membeli
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
1. Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
4. Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
5. Evaluasi Pasca Pembalian
Merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
5.2 Memilih Alternatif Terbaik
Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.
5.3 Memilih Sumber-sumber Pembelian
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal, pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.Pencarian informasi internal tentang sumber – sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari pelopor opini, sedangkan informasi eksternal berasal dari media masa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
• Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
• Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
• Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen.
• Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
PEMBAHASAN
Contoh kasus:
Penulis menganalisis seorang konsumen yang berprofesi sebagai mahasiswa dalam menentukan pembelian laptop sebagai penunjang kegiatan perkuliahannya. David (19) membutuhkan sebuah laptop untuk membantu kinerjanya dalam mengerjakan tugas – tugas perkuliahan.
Sesuai kebutuhan dan keinginannya David harus melakukan pembelian pada produk laptop karena laptop terdiri dari berbagai pilihan merk dan kualitas maka konsumen harus memikirkan laptop dengan merk dan kulitas apa yang diinginkan supaya produk yang di beli itu memuaskan dan penggunaanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Harga juga berpengaruh karena David berasal dari keluarga yang sederhana. Jadi, hal utama yang dilakukan David adalah mencari informasi harga laptop yang murah namun memiliki kualitas yang bagus juga. Teknologi yang sudah semakin canggih bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi mengenai sebuah produk yang kita inginkan yaitu melalui internet, bisa juga melalui media cetak dan media elektronik lainnya. Informasi mengenai suatu produk juga bisa didapatkan melalui pengalaman orang-orang di sekitar.
Mengapa David lebih memilih Laptop dibandingkan PC? Karena laptop mudah di bawa kemana-mana dan praktis. Keunggulan laptop yang diinginkan David adalah yang mendukung Windows 7 , Microsoft Office 2007 , baterai tahan lama , Wifi , memory cukup besar , ukuran 10 inchi dan harganya terjangkau. Dan David memiliki dua pilihan alternatifnya yaitu Acer AspireOne D260 dengan HP Mini 100 .
Dan David pun akhirnya memilih HP mini karena harganya lebih murah dan kualitasnya tidak kalah dengan Acer yang harganya lebih mahal. David membeli dengan tunai hasil tabungan dia dan tambahan dari orang tua. David ternyata telah menjalankan sebuah proses pembelian produk dalam pencarian barang yang menjadi keinginannya.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Sebaiknya disaranakan dalam melakukan pembelian sesuatu produk hendaknya tidak dikarenakan harganya tetapi berdasarkan kualitas yang diberikan produk tersebut. Dan juga cari tahu dulu keunggulan dan kelemahan dari masing-masing produk tersebut.
BAB VI
PENDAHULUAN
Sumber Daya Konsumen & Pengetahuan
6.1 Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
6.2 Sumber Daya Sementara
a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food .
6.3 Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.
6.4 Kandungan Pengetahuan
Kajian MyKe mendefinisikan kandungan pengetahuan sebagai: “jumlah keupayaan sumber tenaga manusia, asset dan pengamalan kepimpinan, modal teknologi dan maklumat, hubungan kerjasama, harta intelek, stok maklumat serta kebolehan untuk berkongsi pembelajaran dan penggunaan, yang boleh digunakan untuk menjana kekayaan dan meningkatkan daya saing ekonomi”.
6.5 Organisasi Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
(1) Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
(2) Pengetahuan tentang manfaat produk
(3) Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk
6.6 Mengukur Pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam mengukur kemampuan pengetahuan adalah menilai secara langsung isi ingatan. Beberapa indikator pengukur pengetahuan, antara lain:
1. Pengetahuan Objektif (Objective Knowledge)
Pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
2. Pengetahuan Subjektif (Subjective Knowledge)
Dipengaruhi oleh kepercayaan diri seseorang, yaitu bahwa orang yang percaya diri mungkin melaporkan secara berlebihan tingkat pengetahuan mereka (Engel, Blackwell, & Miniard, 1994, p. 331-332).
PEMBAHASAN
Contoh kasus:
Sepanjang tahun 1994/1995 dilaporkan sejumlah 26 kasus keracunan makanan yang menyebabkan 1.552 orang menderita dan 25 orang meninggal, sedangkan tahun 1995/1996 dilaporkan sebanyak 30 kasus dengan 92 orang menderita dan 13 orang meninggal. Dari kasus tersebut hanya 2 – 5 kasus yang telah diidentifikasi dengan jelas penyebabnya. Diperkirakan jumlah kasus yang dilaporkan ini masih sangat rendah dibandingkan keadaan sebenarnya yang terjadi. WHO (1998) memperkirakan perbandingan antara kasus keracunan makanan yang dilaporkan dan yang sebenarnya terjadi adalah 1: 10 untuk negara maju dan 1 : 25 untuk negara yang sedang berkembang.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian konsumen tentang keamanan pangan tercermin dari sedikitnya konsumen yang menuntut produsen untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan bermutu serta klaim konsumen jika produk pangan yang dibeli tidak sesuai informasi yang tercantum pada label maupun iklan. Pengetahuan dan kepedulian konsumen yang tinggi akan sangat mendukung usaha peningkatan pendidikan keamanan pangan bagi para produsen pangan.
Sumber:

www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8567/